Paritta Yang Dibaca Setiap Hari
Paritta yang dibaca saat dihadiri bhikkhu adalah
1. Paritta yang dibaca saat dihadiri bhikkhu adalah
Jawaban:
Ini Maksudnya gimana ya?
Penjelasan:
tolong diberipenjelasan,\.
Jawaban:
ini maksudnya gimana
Penjelasan:
tolong di lengkapi
2. membaca paritta suci sama dengan mengulang
Jawaban:
Membaca Paritta berarti mengulang khotbah-khotbah Buddha Gautama (walaupun tidak semua paritta berasal dari khotbah Buddha), dengan demikian kita telah melestarikan kelangsungan ajaran Buddha
3. Paritta yang dibaca saat dihadiri bhikkhu adalah
Jawaban:
PARITTA UNTUK PUJA BAKTI
1. PEMBUKAAN
Pemimpin Puja Bakti :
Memberi tanda Puja Bakti dimulai (dengan gong, lonceng, dan
sebagainya). Pemimpin Puja Bakti menyalakan lilin dan dupa (hio),
kemudian meletakkan dupa di tempatnya, sementara hadirin duduk
bertumpu lutut dan bersikap añjali. Setelah dupa diletakkan di
tempatnya, Pemimpin Puja Bakti dan para hadirin menghormat dengan
menundukkan kepala (bersikap añjali dengan menyentuh dahi).
2. NAMAKĀRA GĀTHĀ (Syair Penghormatan)
Pemimpin Puja Bakti mengucapkan kalimat per kalimat dan diikuti
oleh hadirin :
Arahaṁ Sammā-Sambuddho Bhagavā,
Buddhaṁ Bhagavantaṁ abhivādemi.
4. tuliskan bacaan paritta agama buddha untuk orang meninggal ?harus banyak yah soalnya emang kek gitu
Jawaban:
PARITTA UNTUK UPACARA AVAMAṄGALA
(Upacara Dalam Duka)
1. PUBBABHĀGANAMAKĀRA
Handa mayaṁ Buddhassa Bhagavato Pubba-bhāga-namakāraṁ karoma se.
2. TISARAṆA
Handa mayaṁ Ti-saraṇa-gamana-pāṭhaṁ bhaṇāma se.
Bersama-sama :
1) Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
2) Dutiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
3) Tatiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
3. PABBATOPAMA GĀTHĀ
1) Yathāpi selā vipulā
Nabhaṁ āhacca pabbatā
Samantā anupariyeyyuṁ
Nippothentā catuddisā
2) Evaṁ jarā ca maccu ca
Adhivattanti pāṇino
Khattiye brāhmaṇe vesse
Sudde caṇḍāla-pukkuse
3) Na kiñci parivajjeti
Sabbam-evābhimaddati
Na tattha hatthīnaṁ bhūmi
Na rathānaṁ na pattiyā
Na cāpi manta-yuddhena
Sakkā jetuṁ dhanena vā
4) Tasmā hi paṇḍito poso
Sampassaṁ attham-attano
Buddhe Dhamme ca Saṅghe ca
Dhīro saddhaṁ nivesaye
5) Yo Dhammacārī kāyena
Vācāya uda cetasā
Idheva naṁ pasaṁsati
Pecca sagge pamodati.
5. apa artinya paritta dan sutra
Jawaban:
Secara harfiah berarti perlindungan. Arti tersebut pada mulanya berkaitan dengan upacara pembacaan sekumpulan ayat suci dari sutra, mantra, atau dharani. Belakangan kumpulan ayat suci itu sendiri sering dirujuk seb^ai pa- ritta, dan berlaku sebagai doa umum. ...
6. Sebutkan empat paritta yang dibacakan saat melakukan puja bakti!
Jawaban:
1. PEMBUKAAN
Pemimpin Puja Bakti :
Memberi tanda Puja Bakti dimulai (dengan gong, lonceng, dan
sebagainya). Pemimpin Puja Bakti menyalakan lilin dan dupa (hio),
kemudian meletakkan dupa di tempatnya, sementara hadirin duduk
bertumpu lutut dan bersikap añjali. Setelah dupa diletakkan di
tempatnya, Pemimpin Puja Bakti dan para hadirin menghormat dengan
menundukkan kepala (bersikap añjali dengan menyentuh dahi).
2. NAMAKĀRA GĀTHĀ (Syair Penghormatan)
Pemimpin Puja Bakti mengucapkan kalimat per kalimat dan diikuti
oleh hadirin :
Arahaṁ Sammā-Sambuddho Bhagavā,
Buddhaṁ Bhagavantaṁ abhivādemi.
Sang Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna;
aku bersujud di hadapan Sang Buddha, Sang Bhagavā. (namaskāra*)
Svākkhāto Bhagavatā Dhammo,
Dhammaṁ namassāmi.
Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavā;
aku bersujud di hadapan Dhamma. (namaskāra)
Supaṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho,
Saṅghaṁ namāmi.
Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak sempurna;
aku bersujud di hadapan Saṅgha. (namaskāra)
*) Sikap dalam namaskāra, lima titik (lutut, ujung jari-jari kaki, dahi,
siku, telapak tangan) menyentuh lantai.
3. PŪJĀ GĀTHĀ (Syair Puja)
(Hadirin tetap duduk bertumpu lutut dan bersikap añjali)
Pemimpin Puja Bakti :
Yam-amha kho mayaṁ Bhagavantaṁ saraṇaṁ gatā, yo no Bhagavā
satthā, yassa ca mayaṁ Bhagavato Dhammaṁ rocema.
Imehi sakkārehi taṁ Bhagavantaṁ sasaddhammaṁ sasāvaka-saṅghaṁ
abhipūjayāma.
Kami berlindung kepada Sang Bhagavā, Sang Bhagavā Guru Junjungan kita,
dalam Dhamma Sang Bhagavā kami berbahagia.
Dengan persembahan ini kami melakukan pūjā kepada Sang Bhagavā,
Dhamma Sejati serta Saṅgha para Siswa.
4. PUBBABHĀGANAMAKĀRA (Penghormatan Awal)
(Hadirin duduk bersimpuh/bersila)
Pemimpin Puja Bakti :
Handa mayaṁ Buddhassa Bhagavato Pubba-bhāga-namakāraṁ karoma
se.
Marilah kita mengucapkan Penghormatan Awal kepada Sang Buddha, Sang
Bhagavā.
Bersama-sama :
Namo Tassa Bhagavato Arahato
Sammā-Sambuddhassa
(tiga kali)
Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci,
Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna
(tiga kali)
Penjelasan:
Semoga bermanfaat, maaf kalau salah
7. Apa arti paritta dan Sutra
Jawaban:
Secara harfiah berarti perlindungan. Arti tersebut pada mulanya berkaitan dengan upacara pembacaan sekumpulan ayat suci dari sutra, mantra, atau dharani. Belakangan kumpulan ayat suci itu sendiri sering dirujuk seb^ai pa- ritta, dan berlaku sebagai doa umum. ...
Penjelasan:
Sumber:Google
8. Bilakah paritta OKASSA dibacakan ?(Pelajaran Pendidikan Agama Buddha)
tanggal paritta OKASSA dibacakan 10 Juni 2011
9. Apa artinya paritta dan sutra ?
Paritta merupakan bacaan keagamaan umat buddha/konghucu saat berubadah, sutra merupakan doa yang dipanjatkan kepada Tuhan
10. Paritta yang dibacakan umat buddha untuk permohonan ceramah/ dhamma kepada Bhikkhu sangha adalah paritta
Jawaban:
Aradhana Dhammadesana/Brahma Aradhana
Penjelasan:
Isi dari Aradhana Dhammadesana adalah :
Brahmā ca lokādhipatī sahampati
Katanjalī andhivaraṁ ayācatha:
Santīdha sattāpparajakkha-jātikā
Desetu Dhammaṁ anukampimaṁ pajaṁ.
Brahma Sahampati, penguasa dunia ini
Merangkap kedua berubah (beranjali) dan memohon:
Ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka;
Ajarkanlah Dhamma demi kasih sayang kepada mereka.
11. - Apa persamaan Paritta dan Sutra?
Jawaban:
semoga membantu ya jawabannya di atas
12. Makna paritta yang dibaca ketika puja bakti adalah
Jawaban:
Meningkatkan dan memperkuat Saddhā ( keyakinan ) kepada Tiratana : Buddha, Dhamma, Saṅgha.Dengan mengulang pembacaan paritta, seseorang akan menumbuh-kembangkan pengertian dan pandangan benar, karena di dalam paritta mengandung kata-kata kebenaran, ajaran Sang Buddha. Menghindari perbuatan tidak bajik dengan menjalankan Pancasila Buddhis, sehingga menjauhkan seseorang dari akibat kamma buruk. Mengembangkan konsentrasi dan perhatian penuh ketika melakukan meditasi bersama. Menambah pengetahuan dhamma, pandangan benar dan juga kebijaksanaan ketika mendengarkan ceramah Dhamma.Penjelasan:
Puja bakti merupakan satu kegiatan umum yang dilakukan oleh umat Buddha sebagai sarana untuk memberikan penghormatan yang tertinggi kepada Tiratana : Buddha, Dhamma, Saṅgha.
13. apa perbedaan paritta dan sutra
Jawaban:
Paritta (bahasa pali ) yang biasanya di terjemakan sebagai perlindungan atau penjagaan merunjuk kepada tradisi agama Budha.
Sutra adalah benang atau untaian yang menyatukan benda benda dan dalam perumpamaan merujuk kepada sebuah pepata atau kalimat
Penjelasan:
maaf kalo salah
14. Paritta yang dibaca pada waktu kebaktian pembukaan pendidikan agama Buddha adalah *
Jawaban:
1. PEMBUKAAN
Pemimpin Puja Bakti :
Memberi tanda Puja Bakti dimulai (dengan gong, lonceng, dan
sebagainya). Pemimpin Puja Bakti menyalakan lilin dan dupa (hio),
kemudian meletakkan dupa di tempatnya, sementara hadirin duduk
bertumpu lutut dan bersikap añjali. Setelah dupa diletakkan di
tempatnya, Pemimpin Puja Bakti dan para hadirin menghormat dengan
menundukkan kepala (bersikap añjali dengan menyentuh dahi).
2. NAMAKĀRA GĀTHĀ (Syair Penghormatan)
Pemimpin Puja Bakti mengucapkan kalimat per kalimat dan diikuti
oleh hadirin :
Arahaṁ Sammā-Sambuddho Bhagavā,
Buddhaṁ Bhagavantaṁ abhivādemi.
Sang Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna;
aku bersujud di hadapan Sang Buddha, Sang Bhagavā. (namaskāra*)
Svākkhāto Bhagavatā Dhammo,
Dhammaṁ namassāmi.
Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavā;
aku bersujud di hadapan Dhamma. (namaskāra)
Supaṭipanno Bhagavato sāvaka-saṅgho,
Saṅghaṁ namāmi.
Saṅgha Siswa Sang Bhagavā telah bertindak sempurna;
aku bersujud di hadapan Saṅgha. (namaskāra)
*) Sikap dalam namaskāra, lima titik (lutut, ujung jari-jari kaki, dahi,
siku, telapak tangan) menyentuh lantai.
3. PŪJĀ GĀTHĀ (Syair Puja)
(Hadirin tetap duduk bertumpu lutut dan bersikap añjali)
Pemimpin Puja Bakti :
Yam-amha kho mayaṁ Bhagavantaṁ saraṇaṁ gatā, yo no Bhagavā
satthā, yassa ca mayaṁ Bhagavato Dhammaṁ rocema.
Imehi sakkārehi taṁ Bhagavantaṁ sasaddhammaṁ sasāvaka-saṅghaṁ
abhipūjayāma.
Kami berlindung kepada Sang Bhagavā, Sang Bhagavā Guru Junjungan kita,
dalam Dhamma Sang Bhagavā kami berbahagia.
Dengan persembahan ini kami melakukan pūjā kepada Sang Bhagavā,
Dhamma Sejati serta Saṅgha para Siswa.
4. PUBBABHĀGANAMAKĀRA (Penghormatan Awal)
(Hadirin duduk bersimpuh/bersila)
Pemimpin Puja Bakti :
Handa mayaṁ Buddhassa Bhagavato Pubba-bhāga-namakāraṁ karoma
se.
Marilah kita mengucapkan Penghormatan Awal kepada Sang Buddha, Sang
Bhagavā.
Bersama-sama :
Namo Tassa Bhagavato Arahato
Sammā-Sambuddhassa
(tiga kali)
Terpujilah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci,
Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna
(tiga kali)
5. TISARAṆA (Tiga Perlindungan)
Pemimpin Puja Bakti :
Handa mayaṁ Ti-saraṇa-gamana-pāṭhaṁ bhaṇāma se.
Marilah kita mengucapkan Tiga Perlindungan.
Bersama-sama :
1) Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
2) Dutiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
3) Tatiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
1) aku berlindung kepada Buddha.
aku berlindung kepada Dhamma.
aku berlindung kepada Saṅgha (baca: Sang-gha).
2) Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
3) Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Buddha.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
6. PAÑCASĪLA (Lima Latihan Sīla)
Pemimpin Puja Bakti :
Handa mayaṁ Pañca-sikkhā-pada-pāṭhaṁ bhaṇāma se.
Marilah kita mengucapkan Lima Latihan Sīla.
Bersama-sama :
1) Pāṇātipātā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
2) Adinnādānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
3) Kāmesu micchācārā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
4) Musāvādā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi.
5) Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ
samādiyāmi.
1) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
2) Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang
tidak diberikan.
3) Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan asusila.
4) Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar.
5) Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang
dapat menyebabkan lemahnya kesadaran.
7. BUDDHĀNUSSATI (Perenungan terhadap Buddha)
Pemimpin Puja Bakti :
Handa mayaṁ Buddhānussati-nayaṁ karoma se.
Marilah kita mengucapkan Perenungan terhadap Buddha.
Bersama-sama :
Iti pi so Bhagavā Arahaṁ Sammā-Sambuddho,
Vijjā-caraṇa-sampanno Sugato Lokavidū,
Anuttaro purisa-damma-sārathi satthā deva-manussānaṁ Buddho
Bhagavā'ti.
Demikianlah Sang Bhagavā, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai
Penerangan Sempurna;
Sempurna pengetahuan serta tindak-tanduk-Nya, Sempurna menempuh Sang
Jalan (ke Nibbāna), Pengenal segenap alam;
Pembimbing manusia yang tiada taranya, Guru para dewa dan manusia,
Yang Sadar (Bangun), Yang patut Dimuliakan.
(Diam sejenak merenungkan sifat-sifat Sang Buddha)
8. DHAMMĀNUSSATI
(Perenungan terhadap Dhamma)
Pemimpin Puja Bakti :
Handa mayaṁ Dhammānussati-nayaṁ karoma se.
Marilah kita mengucapkan Perenungan terhadap Dhamma.
Bersama-sama :
Svākkhāto Bhagavatā Dhammo,
Sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko,
Opanayiko paccattaṁ veditabbo viññūhī'ti.
Dhamma Sang Bhagavā telah sempurna dibabarkan;
Berada sangat dekat, tak lapuk oleh waktu, mengundang untuk dibuktikan;
Menuntun ke dalam batin, dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin
masing-masing.
(Diam sejenak merenungkan sifat-sifat Dhamma)
15. melaksanakan meditasi setelah membaca paritta dapat membuat batin
Jawaban:
menjadi tenang
Penjelasan:
semoga membantu dan maaf kalo salah
16. apa perbedaan paritta dan sutra
setahu saya, Paritta itu terdapat dalam Theravada, yang berisi chanting yang memiliki makna tertentu misalnya karaniya Metta , yaitu chanting tentang cinta kasih.. Kalo Sutra, itu dianggap sebagai sabda Sang Buddha didalam tradisi Mahayana, sedangkan Mantra itu adalah kata kata yg dianggap memiliki kekuatan khusus oleh beberapa aliran misalnya tantrayana, Kejawean, dll
17. apa perbedaan paritta dan sutra
Jawaban:
paritta itu terdapat dalam Theravada,yang berisi canting yang memiliki makna tertentu misalnya karaniya metta,yaitu canting tentang cinta kasih,
sutra,itu dianggap sebagai sabda sang Buddha di dalam tradisi Mahayana,sedangkan mantra itu adalah kata-kata yang dianggap memiliki kekuatan khusus oleh beberapa aliranmisalnya tantrayana
Penjelasan:
no copas&no Google
18. Apa persamaan dan perbedaan paritta dan sutra ?
semoga membantuu~~~~ ^^
Jawaban:
setahu saya, Paritta itu terdapat dalam Theravada, yang berisi chanting yang memiliki makna tertentu misalnya karaniya Metta , yaitu chanting tentang cinta kasih.. Kalo Sutra, itu dianggap sebagai sabda Sang Buddha didalam tradisi Mahayana, sedangkan Mantra itu adalah kata kata yg dianggap memiliki kekuatan khusus oleh beberapa aliran misalnya tantrayana, Kejawean, dll
19. apa yang dimaksud dengan puja paritta
tempat ibadah penyembah masyarakat budhaSecara harfiah Paritta (Pali) atau Pirit (Sinhala) memiliki arti penuh perlindungan. Paritta memiliki nilai filosopis dari ajaran Buddha. Paritta dapat dibaca sendiri maupun bersama-sama. Kegiatan umat Buddha ketika membacakan paritta tidak terbatas ketika di vihara namun dapat pula membacakan peritta dirumah atau diamanapun tempatnya namun tetap mengindahkan etika dalam kehidupan bermasyarakat.
20. Dibawah ini yang tidak termasuk sebab dari pembacaan Paritta tidak mendapatkan hasil atau perlindungan adalah ... A. Adanya halangan kamma B. Karena adanya kekotoran batin C. Adanya keragu-raguan dan hawa nafsu sipendengar dan sipembaca D. Adanya kemauan tekad yang kuat dan keyakinan kuat bahwa paritta memiliki kekuatan E. Adanya halangan kurangnya keyakinan pada kemanjuran dan kamma baik dari paritta yang dibacakan
Jawaban:
jawabannya adalah A
Penjelasan:
tadi ada yang ngehapus Jawaban ku jadi di ulang
No comments